Akibatnya, ia harus menelan kerugian yang ditaksir lebih dari Rp 1 juta.
Meskipun mengalami kerugian, ia tetap menampung hasil panen tomat dari para petani.
Baca Juga:
Dorong Kemandirian Teknologi, Lintasarta Nobatkan Tiga Startup Unggulan Semesta AI
"Kalau gak diambil kasihan petaninya, sementara pas mahal kita juga dikasih," ujarnya.
"Jadi, pas harga murah juga kita harus bantu mereka juga," terus dia.
Marwan berterus terang, jika kejadian seperti ini kerap terjadi di tiap panen raya.
Baca Juga:
Pemkab Ciamis Dukung Sindangrasa Jadi Contoh Pelayanan Publik Inovatif
"Banyak yang panen, pasar gak mampu menampung, ya akhirnya kebuang," kata dia.
Marwan membeberkan, fenomena tersebut tak hanya dialami dirinya.
"Merata terjadi hampir di seluruh wilayah Lampung Barat," bebernya.