Ia pun menumpahkan kotak berisi tomat tersebut di tepi jalan depan kiosnya di Pemangku Umbul Liokh, Pekon Sebarus, Balik Bukit, Lampung Barat.
Ia mengaku, membuang tomat tersebut bukanlah tanpa alasan. Menurut Marwan, ia tidak tahu lagi mesti memasarkan tomat tersebut ke mana.
Baca Juga:
Dorong Kemandirian Teknologi, Lintasarta Nobatkan Tiga Startup Unggulan Semesta AI
"Soalnya overproduksi. Jadi, stok barang itu lebih banyak daripada permintaan di pasar," kata dia.
Ia mengibaratkan, dalam sehari tomat yang terjual hanya sekitar 50 peti.
Sementara tomat yang diterima dari petani jauh lebih banyak.
Baca Juga:
Pemkab Ciamis Dukung Sindangrasa Jadi Contoh Pelayanan Publik Inovatif
"Jadi kita tahan dulu tomat itu menginap sehari. Siapa tahu besoknya laku," imbuhnya.
Sayangnya, lanjut dia, stok tomat masih saja berlebih, hingga ia terpaksa menyimpan stok tomat tersebut selama empat hari.
Alhasil, tomat sudah tidak bisa lagi didistribusikan ke pasar lantaran sudah terlalu matang.