Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat khawatir konversi dari LPG 3 kg ke kompor listrik nantinya jadi dalih oleh pemerintah untuk memaksa masyarakat menaikkan daya listrik dari 450 VA ke 900 VA yang pada ujungnya memberatkan tagihan.
Kalau benar demikian, beban hidup masyarakat yang belakangan ini semakin meningkat akibat kenaikan harga bahan pokok dan BBM akan semakin berat.
Baca Juga:
Kurangi Emisi Karbon, ALPERKLINAS Apresiasi Kerjasama PLN dan Pemprov Banten Sosialisasi Pemakaian Kompor Induksi pada Konsumen
"Pemaksaan penggunaan kompor listrik sama saja memaksakan masyarakat untuk menaikkan daya listrik menjadi 900 VA. Karena daya listrik 450 VA yang selama ini banyak digunakan oleh masyarakat, pasti tidak akan kuat jika harus dipaksakan dengan tambahan penggunaan kompor listrik," kata Mirah.
Tak ketinggalan, berbagai kritikan juga datang dari masyarakat melalui komentar di sosial media twitter.
Menurut akun @Nisatyas, masalah utama pada kompor induksi, yaitu perangkat masak yang harus diganti seluruhnya dari tradisional menjadi perangkat yang sesuai spesifikasi.
Baca Juga:
Memasak Lebih Nyaman, PLN UID Jakarta Raya Gelar Lomba Memasak Kompor Induksi
"Masalah utama kompor induksi adalah initial cost. Panci harus ganti semua (dan panci induksi sangat mahal). Banyak perangkat tradisional tidak compatible. Alat masak pun harus disesuaikan dan kalau mati lampu enggak bisa masak. Siap jamin pasokan listrik stabil?" ujarnya mempertanyakan.
Ada pula warganet yang menilai kompor induksi layak digunakan untuk jenis makanan yang simple dan proses memasak sebentar.
Beda halnya dengan jenis masakan Indonesia, bahkan berdampak boros energi.