Ia melanjutkan, sampah-sampah yang telah disortir akan diproses menjadi balpres untuk dikirim ke pabrik-pabrik mitra Yayasan BoemiKita.						
					
						
						
							"Sejauh ini kami mampu memproduksi sekitar 50 ton per bulan. Dan bisa mencapai 200 ton per bulan itu kami mengumpulkan dari mitra-mitra di program Bersama Boemi," ucap dia.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Kebijakan Energi Nasional Dirilis Presiden Prabowo, EBET Ditargetkan 23% di 2030
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Ia menyampaikan bahwa BoemiKita juga telah memiliki pabrik sendiri untuk mengelola sampah yang tidak bernilai seperti sampah kemasan yang akan diolah menjadi tali rafia. Dan saat ini tali rafia tersebut sudah didisitribusikan di beberapa daerah seperti di Provinsi Lampung hingga ke Kota Padang, Sumatera Barat.						
					
						
						
							"Kami berharap ke depan akan ada skema penyortiran sampah rumah tangga atau sorting waste center yang bisa di daur ulang sebelum masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Yang menjadi residu adalah sampah-sampah yang tidak bisa di daur ulang, dampaknya terkait pencemaran sumber air dan sebagainya kalau benar-benar melakukan hal ini," katanya.						
					
						
						
							Ia mengungkapkan bahwa saat ini BoemiKita tengah melakukan koordinasi dengan beberapa pemerintah daerah untuk membuka simpul-simpul sorting waste center. Dan direncanakan akan dibangun di Provinsi Lampung juga.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									PLN Hadirkan SuperSUN, Siswa di Kepulauan Maluku Utara Kini Belajar Digital Sepanjang Hari
								
								
									
	
								
							
						
						
							[Redaktur: Amanda Zubehor]