“Kami sampaikan ke tim dari Dirjen terkait kondisi riil di lapangan. Dengan harga jual Rp400 per kilogram yang terjadi beberapa hari lalu, banyak petani tidak memanen tomatnya. Sebab petani akan tambah rugi,” sebut dia.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura juga menyampaikan hal penting seperti program ke depan untuk menangani persoalan anjloknya harga tomat.
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
”Kondisi yang terjadi beberapa waktu lalu membuat kita prihatin. Sebab seperti kita ketahui, sarana produksi biaynya terus naik. Seperti pupuk dan lainnya,” urai Nata.
Sementara, berdasar pantauan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, harga jual tomat di Lambar mulai merangkat naik. Jika beberapa hari lalu anjlok di angka Rp400 per kilogram, per 29 Maret sudah naik menjadi Rp800-Rp1.000 per kilogram di tingkat petani.
”Semoga bisa terus naik di angka yang cukup menguntungkan petani. Jika sudah diangka Rp2.000-Rp2.500 per kilogram di tingkat petani, itu sudah cukup menguntungkan,” imbuhnya.[jef]