"Tentu saja ini tak lepas dari visi besar pemerintah untuk melakukan transisi energi," ungkapnya.
Darmawan juga mengatakan, saat ini PLN memiliki potensi 37,6 gigawatt (GW) pembangkit batubara dan gas yang siap dipasang teknologi CCUS. Dengan teknologi tersebut, emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi listrik dapat dikurangi secara masif.
Baca Juga:
PLN Perkuat Kemitraan Internasional untuk Dorong Energi Hidro Nasional
Dalam MoU dengan Karbon Korea tersebut, Darmawan mengungkapkan bahwa kedua pihak sepakat untuk segera melakukan studi bersama terkait pengembangan energi berkelanjutan, sharing knowledge, dan peningkatan kapasitas pegawai PLN.
Ia juga menjelaskan bahwa studi bersama ini merambah tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga komersial CCUS. Selain itu, PLN juga tetap membuka pintu kerjasama dengan berbagai pihak lain terkait implementasi CCUS.
Darmawan pun mengatakan besarnya biaya implementasi menjadi kendala penerapannya. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak dan insentif dari pemerintah agar penerapan teknologi CCUS lebih terjangkau.
Baca Juga:
Kolaborasi Inklusif PLN Kembangkan Teknologi Hidrogen untuk Lautan Ramah Lingkungan
Advisor Korea Carbon Won-Dong Cho mengutarakan apresiasinya atas upaya transisi energi yang gencar dilakukan PLN pada masa Darmawan Prasodjo menjabat. Dia mengatakan, MoU ini adalah merupakan langkah lanjutan dari pertemuan yang telah dilakukan sebelumnya.
"Saya harus mengucapkan terima kasih kepada PLN di bawah kepemimpinan Pak Darmawan. Ini adalah awal, kami mencoba, dan kali ini kami hadir di Jakarta untuk komitmen," kata Won-Dong Cho.
Won-Dong Cho mengungkapkan, Karbon Korea pada awalnya datang ke Indonesia untuk menghadiri acara seremonial Presiden RI Joko Widodo.