“Kita semua tentu memiliki tanggung jawab dalam mengatasi persoalan terkait sampah di perkotaan, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi tentunya harus bersama-sama melakukan langkah-langkah nyata yang terukur dalam menjawab persoalan sampah dan itusemua memerlukan kolaborasi serta gotong-royong,” katanya lagi.
Pihaknya berharap gerakan bersama secara kolektif (kolaborasi) seperti ini bisa konsisten dilakukan tidak hanya saat momentum peringatan HPSN tetapi secara berkelanjutan.
Baca Juga:
KLH Peringatkan Dampak Negatif Food Waste sebagai Penyumbang Timbulan Sampah Terbesar
Peringatan HPSN sendiri dilatarbelakangi oleh ironi pengelolaan sampah yang secara empiris menimbulkan berbagai bencana, kerusakan dan pencemaran lingkungan, gangguan serius terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat, serta konflik sosial yang berlarut-larut.
Seperti dilansir KLHK pengelolaan sampah telah menjadi isu global dan nasional yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan dan terus diupayakan penyelesaiannya.
Berdasarkan data pada Global Waste Management Outlook 2024, masih terdapat 38 persen sampah global yang tidak terkelola dengan baik, yang berkontribusi pada Triple Planetary Crisis (Perubahan Iklim, Kehilangan Keanekaragaman Hayati, dan Pencemaran).
Baca Juga:
Dampak Penutupan TPA Basirih, Kota Banjarmasin Hadapi Krisis Lingkungan Serius
[Redaktur: Amanda Zubehor]