Dari strategis bisnis tersebut, selama tahun 2021 Pertamina berhasil melakukan optimalisasi biaya sebesar USD2,21 Miliar, yang diperoleh dari program penghematan biaya (Cost Saving ) USD1,36 miliar, penghindaran biaya (Cost Avoidance) sebesar USD356 juta serta tambahan pendapatan (Revenue Growth) sekitar USD495 juta.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menjelaskan Pertamina mengembangkan berbagai kebijakan dan strategi bisnis dari sisi keuangan maupun operasional sebagai upaya menghadapi tantangan harga minyak dunia yang melonjak signifikan.
Baca Juga:
Wamenpar Akui Efisiensi Anggaran Berdampak Besar pada Industri Event Bali
Dari sisi finansial, Pertamina menerapkan program optimalisasi biaya di seluruh Pertamina Group yang meliputi penghematan biaya (Cost Saving), penghindaran biaya (Cost Avoidance), dan peningkatan pendapatan.
Paralel dengan upaya penghematan, Pertamina juga menjalankan program lindung nilai (hegding) untuk manajemen risiko pasar.
Selain itu, perseroan juga melakukan sentralisasi pengadaan, prioritas belanja modal dan manajemen aset dan liabilitas untuk menurunkan biaya atau beban bunga (cost of fund).
Baca Juga:
Pemkab Cianjur Lakukan Efisinsi Rp1,5 M, Tidak Ada Pembelian Mobil Dinas
“Kami berupaya mengoptimalkan seluruh biaya serta mengelola aspek finansial perusahaan, agar dapat menekan biaya termasuk memprioritaskan proyek-proyek yang memiliki hasil cepat,”ungkapnya.
5. Cara PLN Berhemat
PT PLN (Persero) berhasil merampungkan pembangunan 4 infrastruktur kelistrikan senilai Rp504 miliar di Kalimantan Barat.