Setelah itu akan dilakukan proses uji kualitas BBJP yang dihasilkan.
Kualitas yang diuji mulai dari kandungan air, kandungan abu, fixed carbon (%) hingga calorific value (Kcal/kg).
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Bahan bakar jumputan padat adalah bahan bakar yang berasal dari limbah (sampah) yang telah melalui proses pemilahan dan diolah melalui fermentasi mempergunakan bakteri yang kemudian dicacah menjadi ukuran butir kecil sekitar 5 mm yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Erry Sutaryanto salah satu pemateri menjelaskan bahwa jumputan tersebut diolah melalui Teknologi Biodrying.
Erry menjelaskan, teknologi Biodrying yang dilakukan yaitu dekomposisi zat organik secara parsial dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh mikroorganisme dibantu aerasi untuk menghilangkan kelembaban.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
“Dimana pada proses bacterial biodrying dimaksud menggunakan proses respirasi aerob dan an-aerob, yang secara umum dibagi dalam empat tahapan, yaitu tahap glikolisis, tahap dekarboksilasi oksidatif, tahap siklus krebs, dan tahap transfer electron.” Ujarnya.
Secara umum untuk cofiring biomassa 5 persen PLTU Tarahan dengan kapasitas 2×100 MW dengan konsumsi batu bara mencapai 2.500 ton per hari akan mampu menyerap sekitar biomassa 125 ton per hari.
Adapun untuk uji coba cofiring biomassa BBJP ini, rencananya akan menyerap 1-3 ton per hari.