"PLN dan Pertamina karena sudah Mei jelang Juni dengan adanya defisit operasional ini meminjam dan sebabkan cost of fund dalam situasi meningkat, tentu nggak dalam situasi favorable maka dari itu kami coba untuk sampaikan (tambahan anggaran),"sambung Sri Mulyani.
Dalam rincian yang ia sampaikan, Pertamina mengalami defisit hingga 12,98 miliar dolar AS atau sekitar Rp 190,1 triliun. Sementara, PLN mengalami defisit keuangan sekitar Rp 71 triliun.
Baca Juga:
PT Pertamina Patra Niaga Sesuaikan Harga Jual BBM Non Subsidi di Sulawesi
Anggaran tambahan yang disiapkan pemerintah guna mendukung subsidi energi tahun 2022 mencapai Rp 74,9 triliun, secara akumulasi menjadi 208,9 triliun dari sebelumnya hanya Rp 134 triliun di APBN 2022.
Ditambah lagi, masih ada tambahan anggaran untuk kompensasi energi senilai Rp 216,1 triliun. [dny]