"Kerja sama dengan PLN dalam melakukan early retirement PLTU sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Kami berharap agar target-target penurunan emisi karbon dapat tercapai dan ketahanan energi tetap terjaga," ujar Direktur Utama PTBA Arsal Ismail.
Dengan adanya program pengakhiran lebih awal, masa operasional PLTU Pelabuhan Ratu akan terpangkas dari 24 tahun menjadi 15 tahun.
Baca Juga:
PLN EPI Perluas Penggunaan Biomassa Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
Penurunan masa operasional tersebut akan dibarengi oleh potensi pemangkasan emisi karbondioksida (CO2) ekuivalen sebesar 51 juta ton atau setara Rp220 miliar.
Selain early retirement, PLN akan mencapai NZE di 2060 dengan mengoperasikan PLTU Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW.
Inisiatif lainnya seperti biomass cofiring di beberapa PLTU dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang
Baca Juga:
Tingkatkan Tata Kelola, PLN Sukses Turunkan Tingkat Risiko ESG
Saat ini, PLN telah melakukan cofiring biomassa di 33 PLTU, Selain itu, PLN juga melaksanakan studi bersama dengan Mitsubishi Power dan IHI untuk co-firing Ammonia, dan berkolaborasi dengan ITB untuk cofiring Hydrogen di Pesanggaran, Bali.
Sebelumnya, PLN juga telah menjalin kerja sama dengan Asia Development Bank (ADB) melalui skema energy transition mechanism (ETM). Salah satu proyek transisi energi yang digarap oleh pemerintah Indonesia dengan skema ETM ini adalah early retirement PLTU.
Untuk bisa memensiunkan PLTU, PLN tentu butuh dana yang tidak sedikit.