WahanaNews-Lampung | Direktur Utama PT PLN (persero) Darmawan Prasodjo mengatakan memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dan menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT) akan dilakukan secara bertahap.
Namun, untuk mewujudkannya, PLN tidak bisa bekerja sendiri.
Baca Juga:
PLTU Masih Akan Ditambah hingga 2034, ALPERKLINAS Desak Pemerintah Minimalkan Dampak Emisi terhadap Dunia dan Masyarakat
PLN menjajaki peluang kerja sama dengan lembaga keuangan internasional untuk menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040 mendatang.
"Kami terus berproses dengan mitra dan lembaga investasi global. Kami tidak akan melanjutkan operasional PLTU yang sudah usang," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (19/10).
Secara rinci, memensiunkan PLTU hingga 6,7 GW ini akan terbagi dari sebanyak 3,2 GW pembangkit yang berhenti beroperasi secara natural dan 3,5 GW menggunakan skema early retirement (lebih cepat).
Baca Juga:
PLN Tuntaskan Proyek Listrik Strategis di Sumsel, 210 Tower Melintasi Lima Wilayah
Salah satu kerja sama yang telah dijalin dalam rangka memensiunkan PLTU batu bara secara early retirement adalah dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Kerja sama ini dilakukan untuk PLTU Pelabuhan Pelabuhan Ratu yang berada di Jawa Barat.
Komitmen kerja sama sudah dituangkan dalam penandatanganan principal framework agreement dalam rangkaian agenda Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference.