WahanaNews - Lampung | Menjelang perayaan Imlek, produsen kue keranjang atau kue tutun di Bandar Lampung alami peningkatan pemesanan.
Diketahui, kue keranjang atau tutun tersebut identik dengan warga Tionghoa.
Baca Juga:
Bupati Rohil Lepas Pawai Lampion Malam Cap Go Meh 2575/2024 di Klenteng Ing Hok King
Salah seorang pengusaha kue tutun, Hasan Kurniawan mengatakan, saat momen Imlek 2023, ini permintaan mengalami peningkatan dibandingkan 2022 lalu.
Bahkan, usahanya yang telah berdiri dari 60 tahun lalu ini memiliki omzet per hari mencapai Rp13 jutaan berkat meningkatnya pembelian kue tutun jelang Imlek 2023.
"Saat ini kami produksi sampai 1.000 kue tutun tiap harinya," ungkap pemilik Perusahaan Kue Keranjang Subur Jaya di Sawah Brebes, Tanjung Karang Timur, dikutip Rabu (18/1/2023).
Baca Juga:
Tahun Baru Imlek Identik dengan Hujan, Ini Kata BMKG
“Omzetnya sekitar Rp 13 juta dengan penjualan 1.000 kue tutun per hari. Itu pendapatan kotor,” lanjutnya.
Menurutnya, jika berbicara tahun 2022 lalu, pihaknya memproduksi harian kue tutun tidak selalu 1.000 buah, namun ada di kisaran 800-1.000 kue tutun.
Dia menduga, melandainya kasus pandemi Covid-19 dan pencabutan status PPKM turut berpengaruh pada pembelian kue tutun.
“Tahun lalu juga penjualannya bisa lebih lama, beda dengan sekarang yang lebih cepat habis terjual,” bebernya.
Dengan dua tungku yang dimiliki, dirinya memang hanya mampu mengoptimalkan produksi sebanyak 1.000 kue tutun per harinya.
"Kami tidak menerima pesanan dalam partai besar karena produksinya juga terbatas," terang Hasan.
Terlebih, proses pengukusan kue tutun memakan waktu cukup lama yaitu 8-10 jam.
Di pabrik kue tutun milik Hasan, satu tungku bisa mengukus lebih dari 140 loyang dalam sekali kukus. Barulah setelah matang kue bisa didinginkan dan didistribusikan.
Kue tutun itu pun dijual seharga Rp13 ribu per biji, dan biasanya dijual kiloan dengan harga Rp 26 ribu per kilo (isi dua buah).
"Per kilo isinya ada dua bulat, jadi satu bijinya itu Rp13 ribu,” imbuhnya.
Untuk pembeli sendiri, diakuinya, berasal dari hampir semua kabupaten/ kota di Lampung. Namun terbanyak berasal dari Bandar Lampung.
Meskipun kue tutun merupakan makanan khas Imlek, namun dia memastikan kue tutun buatannya dapat dikonsumsi juga oleh masyarakat muslim.
Ini lantaran bahan-bahan yang dipergunakan halal, termasuk proses pengolahannya.
“Bahan utamanya cuma dua yaitu gula putih dan tepung ketan. Bahan tambahan hanya garam dan sedikit vanili. Jadi ini halal," bebernya.
"Apalagi proses buatnya juga gak pakai minyak dan sebagainya,” timpal dia.
Untuk daya tahannya, diakuinya kue tutun bisa tahan sampai satu tahun dengan penyimpanan di dalam kulkas.
“Kalau expirednya lumayan lama. Untuk yang masih lembek dimasukin ke kulkas bisa tahan satu tahun. Tapi kalau tidak dikulkas sekitar 2 minggu,” pungkasnya.[mga]