WahanaNews-Lampung | PT PLN (Persero) terus memacu berbagai efisiensi di tengah pasokan listrik yang melimpah.
Beberapa di antaranya seperti penundaan jadwal operasi sejumlah pembangkit listrik dengan perusahaan listrik swasta alias Independent Power Producer (IPP).
Baca Juga:
PLN Gelar Apel Siaga, Pastikan Keandalan Pasokan Listrik untuk Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan di tahun 2021 perusahaan sudah berhasil dilakukan renegosiasi untuk dimundukan jadwal operasinya.
Dari hasil renegosiasi itu, penghematan yang didapat PLN mencapai Rp 37 triliun.
Tak hanya berhenti di situ, di tahun 2022, PLN juga kembali melakukan proses renegosiasi kontrak dan berhasil menghemat Rp 10 triliun.
Baca Juga:
Buka Lat Pra Ops Mantap Praja 2024, Kapolres Merangin Ingatkan Anggota Tetap Jaga Netralitas
Sehingga jika di total jumlahnya dapat mencapai Rp 47 triliun.
"Kami berhasil membukukan pengurangan beban take or pay Rp 37 triliun sampai tahun 2021. Di tahun 2022 kami renegosiasi ulang ditambah lagi kami membukukan lagi pengurangan cost biaya take or pay Rp 10 triliun. Dengan kondisi seperti ini tentu saja kondisi keuangan PLN semakin kuat," ujarnya dalam acara Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (15/8/2022).
Selain itu, PLN juga terus berupaya menggenjot konsumsi listrik yang sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.
Adapun dari upaya yang sudah dilakukan oleh PLN, perusahaan terbukti mampu membukukan pertumbuhan demand.
PLN juga mampu membayar hutang selama 2 tahun ini sebesar Rp 62,5 triliun.
Berikutnya PLN juga mampu melakukan efisiensi sehingga biaya Opex dari penurunan pokok pinjaman dan bunga di tahun 2021 sudah turun Rp 7 triliun.
"Kemudian lima tahun mendatang setiap tahunnya akan penurunan dari biaya pembayaran hutang ini sekitar Rp 5 triliun per tahun," ujarnya.
Darmawan juga mengungkapkan pihaknya akan menggenjot demand listrik di tahun ini.
Salah satunya dengan mengincar perusahaan yang masih menggunakan listrik sendiri untuk dapat beralih menggunakan listrik dari PLN.
Selain itu, sektor pertanian yang sebelumnya menggunakan energi berbasis impor juga akan diganti menggunakan listrik dari PLN dengan jumlah besar.
Kemudian, electrifying lifestyle dari mulai penggunaan kompor induksi hingga kemudian mobil listrik. [dny]