WahanaNews-Lampung | Pesta budaya Sekura akan kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat.
Festival sekura merupakan sebuah tradisi tahunan yang dilaksanakan pada bulan Syawal Setelah Idul Fitri.
Baca Juga:
Bulan Solidaritas Palestina 2024: Ribuan Masyarakat Lampung Berlayar dan Kibarkan Bendera di Selat Sunda
Menurut Kabid Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Endang Guntoro, masyarakat Lampung Barat sangat merindukan pesta budaya ini.
"Dikhawatirkan budaya ini akan hilang kalau enggak pernah lagi dilaksanakan," kata dia, Selasa (5/4).
Dia menjelaskan nantinya peserta pawai budaya akan diikuti oleh masing-masing perwakilan muli mekhanai kecamatan yang ada di Lampung Barat.
Baca Juga:
Terjebak Penipuan Pajak, Pedagang Sembako Kehilangan Rp298 Juta dalam Sekejap
Atribut budaya ini menggunakan penutup muka atau sejenis topeng
"Kalau biasanya, sekura menggunakan topeng," ujarnya.
Dia menambahkan perhelatan pesta budaya ini merupakan suatu dorongan dari pemerintah pusat, agar kegiatan budaya pengenalan pariwisata digalakkan lagi.
"Ini anjuran dari Menteri Pariwisata Sandiaga Uno," ungkapnya.
Tentang Pesta Sekura
Dilansir dari berbagai sumber, Pesta Sekura adalah sebuah tradisi yang asal muasalnya dari perang saudara. Serta merupakan asimilasi budaya Hindu dan Islam.
Dalam perayaan Pesta Sekura, Berbagai lakon yang diperankan pemuda desa hilir mudik di perkampungan.
Mereka akan membuat suara gaduh dengan berbagai peralatan yang mereka bawa. Terkadang ember, centong, panci, gerabah, dan lainnya. Atau diiringi suara gamolan yang merdu.
Di hari itu semua orang bergembira. Tidak ada yang merasa terganggu dengan suara gaduh tersebut.
Apa Itu Sekura?
Kata ‘Sekura’ berasal dari bahasa setempat ‘sekura’ atau ‘sekukha’. Artinya adalah penutup wajah atau penutup muka.
Ada 2 (dua) jenis Sekura yang bisa kamu lihat di acara tersebut. Ada ‘Sekura Betik’ dan ‘Sekura Kamak’. [jef]