WahanaNews-Lampung | Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan setidaknya terdapat lima pembangkit listrik baru yang akan memasuki sistem ketenagalistrikan PLN dalam waktu lima tahun ke depan.
Sementara kondisi kelistrikan PLN saat ini tengah mengalami over suplai.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Minta Penanganan Sampah Jadi Bagian Kerja Sama Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup
PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang cukup menantang.
Apalagi di tengah upaya pengurangan emisi, terdapat proyek PLTU batu bara baru yang segera masuk dalam sistem ketenagalistrikan PLN.
Dalam kondisi tersebut perusahaan kata dia telah mengupayakan berbagai cara.
Baca Juga:
Langkah Besar Energi Terbarukan, Prabowo Segera Resmikan PLTA Jatigede dan Asahan 2
Salah satunya yakni membatalkan kontrak tanda tangan jual beli listrik (Power Purchasment Agreement/PPA) sebesar 1,4 gigawatt (GW) dengan para pengembang swasta atau independent power producer (IPP).
"Akhir bulan saya mengirim surat pembatalan perjanjian pembelian listrik 1,4 GW PLTU batu bara, meskipun PPA sudah ada satu tahun sebelumnya kami bernegosiasi dengan IPP seandainya PPA tidak dapat dihentikan akan berjalan terus sekalipun mereka belum mencapai financial closing, namun kami dapat mengubah PPA," kata dia dalam diskusi Sustainable Finance For Climate Transition, Kamis (14/7/2022).
Adapun, rencana PLN dalam pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.