WahanaNews - Lampung | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung akan segera melakukan pemeriksaan lapangan guna mengetahui penyebab kenaikan harga beras di pasaran.
"Di Lampung saat musim gadu itu biasanya hampir semua gabah disimpan oleh petani tapi ada juga yang dijual namun tidak terlalu banyak jumlahnya dan untuk stok sebenarnya banyak serta cukup untuk konsumsi," ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi, di Bandarlampung, Selasa (24/1/2023).
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Ia menjelaskan, dengan adanya kenaikan harga beras di pasaran yang terjadi saat ini akan segera ditindak lanjuti, dengan dilakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan secara pasti penyebab kenaikan salah satu komoditas pangan tersebut.
"Nanti akan dilihat di lapangan penyebab utamanya, apakah karena daya beli masyarakat meningkat dan stok tidak memadai atau ada penyebab lainnya," katanya.
Dia melanjutkan, diperkirakan kenaikan harga beras di Desember-Januari ini terjadi karena berkurangnya panen akibat musim tanam, di tambah dengan adanya kenaikan biaya produksi akibat pupuk dan bahan bakar minyak (BBM) yang mengalami kenaikan harga.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Kenaikan harga ini di Desember-Januari bisa saja karena intensitas panen berkurang akibat musim tanam, bisa juga karena pupuk dan BBM naik jadi biaya produksi naik. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kenaikan harga beras ini," ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga beras di daerahnya, pihaknya akan kembali mengawasi perdagangan gabah keluar Lampung.
"Kita punya peraturan daerah nomor 7 tahun 2017 tentang pengelolaan distribusi gabah, dan nanti akan kembali ditingkatkan pengawasan atas ini juga karena disana ada saksi administratif yang menguatkan peraturan itu juga," paparnya.
Selain itu, kata dia, akan ditingkatkan pula investasi di bidang pengelolaan hasil pertanian terutama gabah agar dapat meningkatkan nilai tambah produk.
"Jadi nanti akan diundang investor agar bisa dilakukan hilirisasi produk pertanian seperti gabah jadi petani dapat nilai tambah, dan di daerah tidak kekurangan pasokan," imbuhnya.
Diketahui, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandarlampung saat ini untuk beras asalan atau kualitas bawah dijual dengan harga Rp11.400 per kilogram atau mengalami kenaikan dari harga normal Rp8.500-Rp9.000 per kilogram.
Lalu untuk beras medium Rp11.950 per kilogram dari harga normal Rp11.000 per kilogram, dan beras premium Rp12.750-Rp13.000 per kilogram dari harga normal Rp12.000 per kilogram.[mga]