WahanaNews - Lampung | Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mengatakan bahwa dengan memperbanyak konsumsi protein hewani dapat mencegah stunting pada anak.
"Saat ini stunting menjadi perhatian kita semua, sehingga langkah-langkah pencegahan harus dilakukan secara bersama," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana, di Bandarlampung, Senin (13/2/2023).
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Ia mengatakan, salah satu langkah pencegahan stunting pada anak, dapat dilakukan dengan memperbanyak konsumsi protein hewani.
"Salah satu yang bisa mencegah stunting menurut para ahli adalah pemberian protein hewani pada anak sejak dini. Seperti telur merupakan salah satu protein hewani yang paling murah, jadi di rumah tangga kalau bisa kita berikan telur pada anak," katanya.
Dia melanjutkan, dengan mengkonsumsi protein hewani, maka anak akan mendapatkan asupan gizi yang mencukupi bagi pertumbuhan.
"Konsumsi makanan yang masih alami seperti protein hewani, sayur mayur ini lebih sehat sebenarnya. Jadi orang tua harus memperhatikan keseimbangan gizi pada anak sejak dini," ujarnya.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Menurut dia, selain mengkonsumsi protein hewani dalam mencegah stunting pada anak, pemerintah juga telah menambah jangka waktu intervensi dari sebelumnya 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi 8.000 hari dari kehidupan.
"Dalam mengajak masyarakat untuk cegah stunting dengan menjaga 8.000 hari pertama kehidupan. Dimulai dengan mengintervensi remaja putri untuk mengkonsumsi makanan bergizi, dan tablet penambah darah secara rutin. Sehingga nanti saat usia perkawinan sudah siap menerima kehamilan dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan," ucap dia.
Ia menjelaskan, prevalensi stunting di Lampung saat ini berada di angka 15,2 persen dan diharapkan pada 2024 mendatang dapat turun di angka 14 persen.
"Harapannya pada 2024 sesuai target pemerintah pusat, prevalensi stunting Lampung bisa di angka 14 persen dengan ragam intervensi seperti meningkatkan konsumsi protein hewani," kata dia lagi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang tercantum dalam buku saku hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi balita stunting berdasarkan kabupaten dan kota di Provinsi Lampung yaitu untuk terendah ada di Kabupaten Lampung Tengah dengan angka 8,7 persen, selanjutnya Lampung Selatan 9,9 persen.
Lalu, Tulang Bawang di angka 10,2 persen, Kota Metro 10,4 persen, Kota Bandarlampung 11,1 persen, Kabupaten Pringsewu 16,2 persen, Tulang Bawang Barat 16,4 persen, Lampung Barat 16,6 persen, Pesisir Barat 16,7 persen. Selanjutnya Kabupaten Lampung Timur 18,1 persen, Waykanan 18,4 persen, Tanggamus 20,4 persen, Mesuji 22,5 persen, Lampung Utara 24,7 persen, dan Pesawaran 25,1 persen.[mga]