WahanaNews - Lampung | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran akan menggandeng PDAM antisipasi kekeringan di musim kemarau.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Pesawaran Sopyan Agani, Senin (1/5/2023).
Baca Juga:
Dinas PUPR Kota Tangerang Pastikan 12 Embung Berfungsi Sebagai Pengendali Banjir
Gani mengatakan, koordinasi dengan PDAM tersebut sebagai langkah penyediaan kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Pesawaran.
Sebagai dampak antisipasi dalam kekurangan air bersih dan kekeringan pada musim kemarau dan El Nino pada Agustus mendatang.
Dipaparkan olehnya, BMKG sudah memberikan informasi dan pemberitahuan terkait saat ini telah mulai memasuki musim kemarau.
Baca Juga:
Pemkab Aceh Barat Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Kencang di Woyla
“Saat ini sudah mulai masuk musim kemarau di pertengahan Mei dan puncaknya Agustus hingga September,” ungkap Gani.
Sehingga, dampak dari itu pun akan berpengaruh di Kabupaten Pesawaran.
Sebagai langkah antisipasi, Gani menjelaskan, saat ini Kabupaten Pesawaran telah memiliki dan menjalankan program desa tangguh bencana.
Dalam program desa tangguh bencana tersebut, pihaknya akan memantau dan berkoordinasi dengan desa, kecamatan serta pemerintah terkait apa yang akan dilakukan guna menghadapi musim kemarau.
Namun, terkait kebutuhan masyarakat untuk air bersih, pihaknya telah menyiapkan mobil tangki untuk masyarakat yang terdampak kemarau.
“Sehingga distribusi air bersih nantinya akan dilakukan oleh kami jika terdapat warga yang kekurangan air bersih,” ucap dia.
Kemudian, air bersih yang didapatkan tersebut adalah hasil koordinasi dan kerjasama dengan PDAM dan sejumlah perusahaan yang menyediakan air bersih.
Lanjut Gani, yang tidak kalah pentingnya adalah bahayanya kebakaran hutan dan lahan yang rentan terjadi di musim kemarau.
Sehingga, sebagai langkah antisipasi kebakaran tersebut, masyarakat diminta agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
“Dan juga ada hal yang tidak boleh dilakukan, yakni adalah membuang puntung rokok sembarangan,” kata dia.
Menurut Gani, dengan membuang putung rokok sembarangan dapat memicu titik api atau hotspot.
Tentu titik api tersebut dapat berdampak sehingga pihaknya akan menginformasikan ke kecamatan serta desa terkait titik api yang rentan terbakar itu.
Bahkan, pihaknya pun telah membahas terkait pemicu dari titik api tersebut pada rapat penanggulangan bencana kabupaten yang dihadiri oleh BMKG.
“Yang paling utama adala kesadaran kita bersama untuknya tidak membuang puntung rokok sembarangan, termasuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” pungkasnya.[mga]