Di antara enam startup itu, Kango bergerak di bidang on demand services untuk membantu perbaikan bangunan, kemudian Amoda yang bergerak pada bidang properti dan konstruksi.
Perusahaan rintisan ini membantu kebutuhan pelanggannya di bidang manajemen properti dan konstruksi, menjadi penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply untuk pemanfaatan aset-aset komersial, perkantoran bahkan fasilitas publik dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Sedangkan Imajin, adalah startup yang bergerak dalam industri manufaktur penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply dengan memberikan software as a service dan juga quality assurance untuk pekerjaan logam maupun plastik.
Selanjutnya, Nodeflux adalah startup yang bergerak dalam bidang teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), khususnya dalam bidang computer vision. Dan terakhir, Rekosistem yang merupakan climate-tech startup, yakni perusahaan rintisan yang menawarkan jasa pengelolaan dan daur ulang limbah.
Hartanto menambahkan, dengan entitas usahanya yaitu PT PLN Icon Plus, PT Haleyora Power, dan PT Energy Management Indonesia (EMI), PLN bersama enam startup pilihan akan memaksimalkan aset untuk pengembangan teknologi digital, internet, hingga cold chain management.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Sehingga, melalui program inkubasi dan kolaborasi bersama dengan startup terpilih ini diharapkan mampu menciptakan sinergi untuk mendukung pengembangan teknologi dan model bisnis yang lebih inovatif serta berkelanjutan dalam sektor energi kelistrikan.[mga]