WahanaNews - Lampung | Berbagai tradisi budaya tradisional masyarakat Lampung dari berbagai kabupaten hadir memeriahkan pawai Tuping Lampung pada gelaran Krakatau Festival 2023.
"Kali ini dari Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) membawakan budaya khas daerah yaitu kerajinan terbuat dari tikau yang dimodifikasi menjadi topeng," ujar Koordinator Peserta Pawai Kabupaten Tulang Bawang Barat, Khoirul Hartoko, di Bandarlampung, dikutip Sabtu (8/7/2023).
Baca Juga:
Besok! Debat Pamungkas Pilgub Lampung Siap Digelar, Ini Temanya
Ia mengatakan, tikau merupakan alas duduk yang biasa digunakan masyarakat sejak tempo dulu yang terbuat dari tanaman mendong, serta menjadi ciri khas budaya warga Tulang Bawang Barat.
"Karena pawai kali ini temanya topeng jadi kami modifikasi menjadi topeng tikau, dan kali ini ada cerita yang disisipkan saat pawai yaitu menceritakan petani yang membasmi 'cadang-cadang' (hama)," katanya.
Dia mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya daerah secara luas kepada masyarakat.
Baca Juga:
Bulan Solidaritas Palestina 2024: Ribuan Masyarakat Lampung Berlayar dan Kibarkan Bendera di Selat Sunda
"Yang hadir hari ini ada 43 orang dari Tulang Bawang Barat, dan dengan ini kerajinan khas kami bisa semakin dikenal luas oleh masyarakat terutama yang di kota," katanya.
Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Ketua Sanggar Seni Setiwang, Kabupaten Lampung Barat, Richard Sambera.
"Untuk kegiatan hari ini untuk Lampung Barat menampilkan sekura cakak buah yang merupakan tradisi masyarakat setiap 1-10 Syawal," kata Richard Sambera.
Menurut dia, tradisi sekura itu merupakan salah satu sarana silaturahmi antar masyarakat pada saat Idul Fitri, dengan menggunakan dua jenis topeng yakni sekura betik dan sekura kamak mengelilingi desa.
"Hari ini ada 45 orang yang hadir membawakan sekura, diharapkan masyarakat dapat terus merawat tradisi terlepas dari perbedaan yang ada," ujarnya.
Diketahui, pawai Tuping Lampung dalam gelaran Festival Krakatau menghadirkan peserta dari 15 kabupaten dan kota dengan membawa tradisi serta budaya khasnya untuk dipamerkan.
Akan tetapi, kegiatan tersebut sempat mengalami penundaan selama kurang lebih dua jam karena kondisi cuaca yang hujan. Sehingga, membuat pengunjung yang hadir dalam festival tersebut tidak sesuai target yang ditentukan yakni sebanyak 20.000 orang.[mga]