WahanaNews-Lampung | Memilah sampah dari rumah jadi kebiasaan bagi 110 KK warga RW 12, Kelurahan Rawamangun, dalam program Swakelola Sampah Selusin.
Warga sudah memilah sampah menjadi organik dan anorganik.
Baca Juga:
RDF Plant Jakarta Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan dan Berpotensi Hasilkan PAD yang Cukup Besar
Hal ini dilakukan karena kesadaran warga bahwa persoalan sampah memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan menjadi penyebab perubahan iklim serta pemanasan global.
“Program ini kami beri nama Swakelola Sampah Selusin, jadi untuk sampah non-organik mulai dari sampah botol plastik, plastik kresek, besi, kertas koran, dan kardus," ungkap Muhtar, Ketua RW sekaligus Ketua Bank Sampah Selusin.
Sampah anorganik yang dikumpulkan warga mencapai 150 kg per bulan.
Baca Juga:
Tak Ada Lagi Impor Sampah Plastik, Menteri Hanif Siap Awasi dan Tindak Pelanggar
Selain ditimbang dan dijual, sampah ini juga dijadikan art and craft.
"Kami juga telah membuahkan prestasi dalam Lomba Hari Anak Nasional di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Rawamangun pada hari Minggu, 24 Juli 2022 yaitu juara 3 lomba kreasi mainan anak dari sampah, dan juara 1 lomba kreasi tempat sampah dari sampah mewakili kelurahan Rawamangun,” tambah Muhtar.
Sedangkan untuk sampah organik dikumpulkan setiap hari oleh warga yang terdiri dari sisa makanan dari rumah tangga, warung, dan sampah organik lainnya.